Mengenang asal usul,Desa Kota Lekat adakan acara kedurai

oleh -651 Dilihat
oleh

BENGKULU UTARA.TUBARSNEWS.COM -Kepala desa Kota Lekat Mudik, Kecamatan Hulu Palik, Kabupaten Bengkulu Utara, Lailatul Azhar bersama masyarakat setempat menganggap, kekentalan adat, kerukunan, dan tradisi gotong-royong masih mengakar di desa tersebut.Dan menjaga leluhur adat tiang pat lemo ngen rajo yang artinya (Empat Suku lima dengan Raja) sebab asal muasal berdirinya Desa Kota Lekat.

Hal tersebut dibuktikan,banyaknya masyarakat hampir setiap hari berdatangan dari berbagai penjuru dengan cara berziarah ke makam Udan Bin Syalifa alias (Muning Krio Bukuk).Yang terkenal sakti mandra guna.

Lailatul Azhar selaku Kepala Desa Mengatakan,acara ini dilaksanakan berkat dorongan dari masyarakat setempat agar tradisi nenek moyang ini jangan sampai hilang lantaran tergerusnya perkembangan zaman.

” Kegiatan ini sudah dilaksanakan hampir setiap tahun dan tahun ini pihak desa setempat mengangarkan angaran DD 2019 berupa pemerdayaan lembaga adat,” Jelas Kades.

Sambung Kades,untuk kedepan dirinya berharap terhadap masyarakat setempat agar nantinya kegiatan ini terus turun temurun ke generasi muda.Karna mengenang leluhur itu sangat diperlukan dan pihak pemerintah Kabupaten ( Pemkab) dirinya sangat berterima kasih telah mendukung penuh terhadap kegiatan ini serta kedepannya.

” Kami sangat berterima kasih terhadap Pemkab Bengkulu Utara dan masyarakat setempat telah mendukung acara ini dengan baik,” ucapnya.

Sementara.Camat Hulu Palik Benhar mengatakan memang hal semacam ini harus di kedepankan,karna mengigat generasi penerus selalu ingat terhadap asal usul sebelumnya dan apapun baik adat maupun lainnya jangan sampai pudar.Karna ini suatu kebanggaan tersendiri di setiap desa masing masing.

“Memang hal semacam ini harus di galakkan,supaya generasi penerus nantinya selalu ingat terhadap asal usul mereka,” jelas camat.

BPD Kota Lekat Rizen juga menjelaskan secara detail sekitar pukul 7.30 WIB,Jum’at ( 12/7/2019) warga berbondong-bondong ke Makam Muning Krio yang terkenal keramat, sambil membawa peralatan masak dan memotong seekor kambing dan ayam yang di sembeleh langsung tempat kramat yang di maksud serta do’a bersama.

Adapun ke empat perwakilan suku antara lain,Suku Muning Krio Bukuk sekarang diketuai oleh Ilman,Suku Muning Kiamun diketuai Hamza,Suku Gindo Lintang diketuai oleh Kulna dan Suku Muning Jugea diketuai Raziman Ali.

“Ini tradisi yang sudah turun-temurun dari nenek moyang, dengan maksud dan tujuan mendoakan leluhur yang diyakini telah mampu membawa perubahan di daerah tersebut dan juga sebuah penghormatan kepada leluhur,” kata Rizen.

Banyak cerita dari mulut ke mulut ke empat suku tersebut,hanya tiga kuburan yang tak jauh dari desa setempat dan yang satunya terkubur di daerah Lintang Empat Lawang.Adapun peningalan semacam benda kramat seperti Baju Rambut,Tanduk Kerbau yang di sarangi tawon,piring lebar,tombak sakti,pedang dan lain lain.Benda tersebut masih ada hingga sekarang dan ditempatkan dirumah ketua suku masing masing.

“Ini tugas dan tanggung jawab bersama untuk menjaga dan merawat ragam budaya, adat istiadat, dan tradisi,” Tandas ke empat suku.

Pantuan awak media dilokasi,terlihat hadir kepala desa Kota Lekat,tokoh masyarakat, perwakilan ke empat suku dan ratusan warga yang berdatangan melihat langsung acara kedurai.(Jonbew)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *